BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Hakikat Pembelajaran Jarak Jauh (e-learning)
1.
Pengertian, Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran
jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian.
Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap
muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat
dilakukan dalam waktu yang sama maupun dalam waktu yang berbeda.
Pernyataan
tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah
sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa
jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan
jarak nonfisik yakni kondisi.
Selain itu
pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning
merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh.
E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan
memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para
peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat
room (ruang komunikasi) misalnya.
Pada
pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem
pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni
perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan,
kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
Seperti yang
telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para
peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka
untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan
komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi
kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar
karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian
untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan
harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta
didik.
2. Relevan dengan kebutuhan. Program
belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat,
dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
3. Mutu pendidikan. Pengembangan
program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses
pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan
yang lebih produktif.
4. Efisiensi dan efektivitas program.
Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya, tenaga, sumber dan
waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
5. Efektivitas. Memperhatikan
hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap
masyarakat.
6. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan
pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat
mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.
7. Kemandirian. Kemandirian baik dalam
pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
8. Keterpaduan. Keterpaduan, yang
dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran
secara multi disipliner.
9. Kesinambungan. Penyelenggaraan
belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara
berlanjut dan terus menerus.
2.
Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran
Jarak Jauh (E-Learning)
Jika kita
lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat
sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki
motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan
proses belajar secara mandiri. Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang
meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka,
bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta
didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. Berikut
kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan
peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.
b) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan
di mana saja kalau diperlukan.
c) Bila peserta didik memerlukan
tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat
melakukan akses di internet secara mudah.
d) Baik pendidik maupun peserta didik
dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah
peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas.
e)
Peserta didik dapat
benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa
mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar
Hamalik, 1994:52)
Walaupun demikian, pembelajaran
jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain (Rusman.
2011:352) :
a) Kurangnya
interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta
didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b)
Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersial.
c)
Masalah ketepatan dan
kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh
kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapat
menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d)
Peserta
didik yang tidak mempunyai motivasi
belajar yang tinggi cenderung gagal.
e)
Dukungan
administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani
jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
3.
Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Jarak
Jauh
Pendidikan
jarak jauh berbasis web antara lain
harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah B.Uno.2007:39):
a)
Pusat
kegiatan siswa; sebagai suatu community
web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai
tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca
materi kulia, mencari informasi,dan sebagainya.
b)
Interaksi dalam grup; para siswa dapat
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan
guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang
materi yang diberikannya.
c)
Sistem
administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai
status mahasiswa dll.
d)
Pendalaman materi
dan ujian
e)
Perpustakaan
digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f)
Materi online diluar materi kuliah; untuk
menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web lain.
B. Implementasi
Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem
pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara tiga
perkembangan teknologi dan tadisi, yaitu : distance
learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet
technology).
Pada
mulanya, “Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat,
Perancis, Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800 oleh William Horton, Designing Web Based-Training, Wiley.
Pada tahun 1840, Sir Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan
pada tahun 1980 an, International
Correspondence Schools (ICS) membangun metode perkuliahan “home-study
courses” pada saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu.
Di negara
maju, pendidikan jarak jauh telah menjadi alternative pendidikan yang cukup
digemari. Pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif,
bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia. Hampir separuh dari sekitar 3900
lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis
pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukanlah hal yang baru. Pada
awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi
formal berbentuk Universitas terbuka. Pada awal terselenggaranya pendidikan
jarak jauh oleh masyarakat di anggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau
pendidikan kelas dua. Masih kalah dengan pendidikan konvensional yang
mengharuskan kehadiran mahasiswa.
Di Indonesia
sendiri pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat dikarenakan
pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada. Namun demikian, tidak
mustahil bahwa Indoneia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara
global ini. Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi
maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas
pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dan adanya pola
pendidikan yang aktif dalam interaksi tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Seperti pada pembahasan di atas
menerangkan bahwa pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran yang berciri
khas kemandirian. Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi suatu masalah dalam pembelajaran. Misalnya, memberikan kemudahan bagi
siswa yang mengalami kesulitan untuk mengakses pembelajaran karena jarak yang
yang jauh.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran
jarak jauh ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya interaksi,
pengalaman,dll. Selain itu juga dalam pembelajaran jarak jauh terdapat 9
prinsip dan unsur-unsur yang perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
C. Asri Budiningsih.
2008. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. 1994. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan pembinaan
Ketenagaan. Bandung: Trigenda Karya.
Hamzah B.Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran.
Yogyakarta: Mirea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar